Reaksi kimia adalah suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang mengakibatkanperubahan struktur dan molekul. Dalam suatu reaksi terjadi proses ikatan dimana senyawa pereaksi bereaksi menghasilkan senyawa baru (produk). Dalam ilmu kimia reaksi itu merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat – sifat kimia dari satu atau berbagai jenis zat. Sifat – sifat kimia, kemudian di catat sebagai data kuantitatif.(Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012).
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari jenis dan sifat (sifat kimia dan fisika) dari zat yang direaksikan, serta untuk mencari rumus senyawa dan koefisien reaksi dari senyawa dengan cara mereaksikan dua buah zat atau lebih yang dibuktikan dengan adanya perubahan warna, bau, suhu, timbulnya gas dan endapan. (Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012)
Prinsip percoban ini adalah berdasarkan penggabungan molekul terbagi menjadi dua bagian atau lebih. Molekul yang kecil atau atom – atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk dan terputusnya ikatan kimia. Berdasarkan Hukum Kekekalan Massa yang dikemukakan oleh Lavoiser :’’ Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama” dan berdasarkan Kukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust) : “Dalam setiap persenyawaan massa dan unsur – unsur selalu tetap”. Berdasarkan Bronsted – Lowry :”Asam sebagai setiap zat sembarang yang menyumbang proton danbasa setiap zat sembarang yang menerima proton”.( Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012).
Reaksi kimia terdiri dari pembakaran, penggabungan (sintetis), penguraian, penggantian, dan metatesis.(Anonim,2012)
Pembakaran adalah dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana.
Contoh :
CH4 + 2O2→ CO2 + 2H2O
Penggabungan adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana ( baik unsur maupun senyawa). Contoh :
2H2 + O2→ 2H2O
Penguraian yaitu suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat – zat yang lebih sederhana.
Contoh :
2Ag2O→ 4Ag + O2
Penggantian yaitu suatu reaksi kimia dimana sebuah unsur pindahan unsur lain dalam suatu senyawa.
Contoh :
Cu + 2Ag → CU2+ + 2Ag
Metatesis adalah suatu reaksi dimana terjadi pertukaran antara dua reaksi.
Contoh :
AgNO3→ NaCl → AgCl + NaNO3
Bahan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah 1 Larutan NaOH 0,05 M, larutan CH3COOH 0,05 M, indikator Penolphthalein (PP), indikator Metil Merah, larutan kalium Khromat (K2CrO4 0,1 M), larutan K2CrO7, larutan Al2(SO4)3 0,1 M, larutan NaOH 1 M, NH4OH 1 M, ZnSO4 0,1 M, larutan (NH4)2SO4, larutan Pb(NO3)2 0,1 M, larutan NaCl 0,1 M, larutan NaCl 0,5 M, larutan AgNO3 0,1 M, larutan BaCl2 0,1 M, HCl 1 M, CaCO3, larutan Ba(OH)2 , H2C2O4 (asam oksalat) 0,1 M, H2SO4 2 M, larutan KmnO4 0,05 M, Besi (II)/ Fe2+ 0,1 M, Besi (III)/ Fe3+ 0,1 M, larutan KSCN 0,1 M, Na3PO4, dan larutan CuSO4.(Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012).
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, pipa U, kertas lakmus, kaki tiga, kawat kasa, burner (spiritus), gelas kimia, botol timbang, rak tabung reaksi, pipet seukuran, botol semprot, sikat tabung reaksi, dan neraca digital.(Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012).
Metode percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Kedalam 2 tabung reaksi dimasukkan masing – masing tepat 1,0 ml larutan NaOH 0,05 M dan 1,0 ml larutan NH4OH 1 M dan kedalam dua tabung reaksi yang lain 1,0 ml larutan CH3COOH 0,05 M dan 1,0 ml larutan HCl 0,05 M. Masing -masing ditambahkan 1 tetes indikator penolphthalein (PP). Amati perubahan warna laruta -larutan tersebut !
2. Kedalam 4 tabung reaksi lain dilakukan hal seperti no.1, tetapi dengan penambahan indikator metil merah. Amati perubahan warna yang terjadi!
3. Campurkan kedua asam dan basa pada no 1 dan 2. Amati perubahan warna yang terjadi!
4. Kedalam 2 tabung reaksi masing – masing dimasukkan 1 ml larutan Kalium Khromat (K2CrO4 0,1 M) dan 1 ml larutan HCL.
5. Kedalam 2 tabung reaksi masing – masing dimasukkan 1 ml larutan K2CrO7 dan 1 ml larutan HCl. Lakukan seperti nomor 4. Bandingkan antara larutan pada nomor 4 dan 5.
6. Kedalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan Al2(SO4)3 0,1 M kedalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan 5 tetes larutan NaOH 1 M. Perhatikan apa yang terjadi!
7. Kedalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan Al2(SO4)3 0,1 M kedalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan 5 tetes larutan NaOH 1 M, tambahkan lagi tetes demi tetes NH4OH 1 M dan amati. Bandingkan dengan nomor 6.
8. Ikuti petunjuk nomor 6 dan 7, tetapi gantilah larutan Al2(SO4)3 dengan ZnSO4.
9. Kedalam tabung reaksi yang bersaluran, masukkan 4 ml larutan (NH4)2SO4. Tambahkan larutan NaOH dan segera pasang penyalur gas. Gas yang terbentuk dikenakan pada kertas lakmus yang telah dibasahi dengan air!
10. Campurkan 1 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M dengan 1 ml larutan NaCl 0,1 M. Amati apa yang terjadi! Kemudian panaskan campuran tersebut sambil dikocok dan catat pengamatan anda! Campuran didinginkan sambil diamati.
11. Kedalam 1 ml larutan NaCl 0,5 M tambahkan larutan AgNO3 0,1 M. Amati perubahan yang terjadi!
12. Kedalam 1 ml larutan BaCl2 0,1 M tambahkan laruan K2CrO4 0,1 M sebanyak 1 ml. Amati perubahan yang terjadi!
13. Kedalam 1 ml larutan BaCl2 0,1 M tambahkan laruan K2CrO7 0,1 M sebanyak 1 ml. Amati perubahan yang terjadi! Zat pada nomor 12 dan 13 jangan segera dibuang, karena akan dibandingkan dengan nomor 14.
14. Kedalam 1 ml larutan BaCl2 0,1 M tambahkan 1 ml HCl 1 M dan 1 ml larutan K2CrO4 0,1 M. Bandingkan dengan nomor 12 dan 13.
15. Masukkan kurang lebih 1 gram serbuk CaCO3 kedalam tabung reaksi yang bersaluran. Tambahkan larutan HCl. Gas yang terjadi dialirkan ke dalam tabung lain berisi larutan Ba(OH)2. Amati perubahan yang terjadi!
16. Kedalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml H2C2O4 (asam oksalat) 0,1 M dan tetes H2SO4 2 M, panaskan kemudian teteskan larutan KMnO4 sampai warnanya tidak hilang lagi.
17. Kedalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan campuran besi (II)/Fe2+ 0,1 M dan tetes H2C2O4 2 M, teteskan larutan KMnO4 0,05 M sambil dikocok. Bandingkan kecepatan laju hilangnya warna KMnO4 pada nomor 17 dan 18.
18. Tambahkan sedikit demi sedikit larutan NaOH 1 M kedalam 1 ml larutan CuSO4, berlebih. Amati perubahan yang terjadi!
19. Ulangi pekerjaan nomor 19 tetapi gantilah larutan NaOH dengan larutan NH4OH 1 M. Bandingkan dengan hasil reaksi nomor 19.
20. Campurkan 2 ml larutan besi (III)/Fe3+ 0,1 M dengan 2 ml larutan KSCN 0,1 M. Bagilah menjadi dua bagian kedalam 2 tabung reaksi. Tambahkan Na3PO4 kedalam satu tabung, sementara tabung yang lain digunakan sebagai pembanding. Bandingkan warna kedua larutan tersebut
Hasil pengamatan percobaan reaksi kimia adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan Reaksi Kimia
No
|
Reaksi Kimia
|
Hasil
|
1.
|
a. NaoH + PP
b. NH4OH + PP
c. CH3COOH + PP
d. HCl + PP
|
Ungu
Ungu
Tidak berwarna
Tidak Berwarna
|
2.
|
a. NaoH + MM
b. NH4OH + MM
c. CH3COOH + MM
d. HCl + MM
|
Kuning
Kuning
Merah Muda
Merah Muda
|
3.
|
a. NaOH(pp) + NH4OH(pp)
b. CH3COOH(pp) + HCl(pp)
|
Ungu
Tidak Berwarna
|
4.
|
K2CrO4 + HCl
|
Kuning
|
5.
|
K2CrO7 + HCl
|
Kuning
|
6.
|
Al2(SO4)3 + NaOH
|
Tidak Berwarna
|
7.
|
Al2(SO4)3 + NaOH + NH4OH
|
Putih + Endapan
|
8.
|
ZnSO4 + NaOH
|
Tidak Berwarna + Endapan
|
9.
|
(NH4)2SO4 + NaOH
|
Lakmus tidak berubah warna
|
10.
|
Pb(NO3)2 + NaCl
|
Tidak Berwarna + ada gelembung
|
11.
|
NaCl + AgNO3
|
Tidak Berwarna + Endapan
|
12.
|
BaCl2 + K2CrO4
|
Hijau Muda
|
13.
|
BaCl2 + K2CrO7
|
Kuning + Endapan
|
14.
|
BaCl2 + HCl + K2CrO4
|
Hijau Muda
|
15.
|
CaCO3 + HCl – Ba(OH)2
|
Endapan
|
16.
|
H2C2O4 + H2SO4 + KMnO4
|
74 tetes menjadi Cokelat
|
17.
|
Fe2+ + H2C2O4 + KMnO4
|
Jingga + Endapan
|
18.
|
NaOH + CuSO4
|
Biru Kehitam – hitaman
|
19.
|
NH4OH + CuSO4
|
Biru Muda + Endapan
|
20.
|
a. Fe3+ + KSCN
b. Fe3+ + KSCN + Na3PO4
|
Merah Kehitam – hitaman
Cokelat Tua + gelembung gas + endapan
|
(Sumber, Risma Sri Ayu, 123020149, Meja 3, Kelompok F, 2012)
Larutan NaOH dan NH4OH jika ditambahi PP menjadi warna ungu dan jika ditambahi MM menjadi warna kuning. Larutan CH3COOH dan larutan HCl jika ditambahi PP menjadi tak berwarna (bening) dan jika ditambahi MM menjadi warna merah muda. Larutan NaOH dan NH4OH yang telah ditambahi PP tersebut kemudian dicampurkan menjadi satu dan warna yang terjadi tetap ungu, sedangkan larutan CH3COOH dan larutan HCl yang telah ditambahi PP dan dicampurkan menjadi satu tetap tidak terjadi perubahan warna (bening). Larutan K2CrO4 dan larutan K2CrO7 jika dicampurkan dengan HCl menjadi warna orange. Larutan Al2(SO4)3 ditambahi dengan 5 tetes NaOH warnanya bening, tetapi jika ditambahi lagi tetes demi tetes NH4OH menjadi warna putih dan terbentuk endapan. Larutan ZnSO4 ditetesi dengan NaOH sebanyak 5 tetes warnanya menjadi putih keruh. Larutan (NH4)2SO4 ditambah dengan larutan NaOH kemudian disambungkan pada tabung reaksi yang berisi kertas lakmus yang telah dibasahi air menyebabkan kertas lakmus berubah menjadi warna biru. Larutan Pb(NO3)2ditambahkan larutan NaCl yang dipanaskan sambil dikocok warnanya menjadi bening. Larutan NaCl yang ditetesi dengan AgNO3 sebanyak 10 tetes menyebabkan larutan menjadi berwarna putih keruh. Larutan BaCl2 ditambah larutan K2CrO4 warna larutan menjadi kuning susu, sedangkan jika Larutan BaCl2 ditambah larutan K2CrO7 warna larutan menjadi kuning tua dan terbentuk endapan kuning. Larutan BaCl yang dicampurkan dengan larutan HCl dan K2CrO4 larutan menjadi kuning tua. Serbuk CaCO3 yang ditambahi larutan HCl disambungkan ke tabung reaksi lain yang berisi larutan Ba(OH)2 melalui pipa U, pada tabung reaksi larutan Ba(OH)2 larutan menjadi warna putih dan terdapat gelembung. Larutan H2C2O4 yang ditambahi 2 tetes H2SO4dipanaskan kemudian diteteskan KMnO4 sampai 74 tetes warna larutan menjadi bening. Larutan Fe2+ yang ditambahi 2 tetes H2C2O4 dipanaskan warnanya bening kemudian ditetesi KMnO4 sampai 12 tetes warnanya berubah menjadi coklat tua. Pada larutan CuSO4 ditambahi sedikit demi sedikit NaOH warnanya menjadi biru kehitam – hitaman, sedangkan yang ditambahi NH4OH larutannya menjadi biru muda dan terjadi endapan. Larutan Fe3+ yang ditambahi KSCN menjadi warna coklat tua kemerahan, sedangkan jika ditambahi lagi dengan larutan Na3PO4 warnanya menjadi coklat tua kemerahan.
Indikator yang dipakai selama percobaan reaksi kimia adalah phenolpthalein (PP), metil merah (MM), dan larutan KMnO4. Indikator adalah zat yang memiliki perbedaan warna yang mencolok dalam medium asam basa. Indikator dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Indikator Buatan
Ada beberapa macam indikator asam basa yang kita ketahui. Salah satu indikator asam basa yang praktis digunakan untuk membedakan asam dan basa adalah lakmus. Lakmus berbentuk kertas, lebih sering digunakan daripada larutan indikator lain karena lebih sukar teroksidasi sehingga lebih tahan lama. Selain itu, penggunaannya lebih mudah, yaitu dengan mencelupkan pada larutan yang akan diuji. Kertas lakmus dibedakan menjadikan dua jenis, yaitu 1) kertas lakmus biru akan memberikan perubahan warna menjadi merah jika dicelupkan dalam larutan asam, tetapi tidak akan berubah warna bila dicelupkan dalam larutan yang bersifat basa atau netral; 2) kertas lakmus merah akan memberikan perubahan warna menjadi biru jika dicelupkan dalam larutan basa, tetapi tidak akan berubah warna bila dicelupkan dalam larutan yang bersifat asam atau netral.
Indikator asam yang lain di antaranya metil merah (MM) memberikan warna merah dalam lingkungan asam dan kuning dalam lingkungan basa, metil jingga (MO) memberikan warna merah dalam lingkungan asam dan kuning dalam lingkungan basa. Indikator basa contohnya fenolftalein (PP) memberikan warna merah muda dalam lingkungan basa dan tidak berwarna dalam lingkungan asam, brom timol biru (BTB) memberikan warna kuning dalam asam dan biru dalam basa. Selain indikator asam basa yang telah disebutkan, ada juga indikator asam basa dari tumbuhan. Indikator asam basa yang dibuat dari tumbuhan dinamakan indikator asam basa alami. (Rufaida A, Dyah dan waldjinah, 2009).
Indikator asam yang lain di antaranya metil merah (MM) memberikan warna merah dalam lingkungan asam dan kuning dalam lingkungan basa, metil jingga (MO) memberikan warna merah dalam lingkungan asam dan kuning dalam lingkungan basa. Indikator basa contohnya fenolftalein (PP) memberikan warna merah muda dalam lingkungan basa dan tidak berwarna dalam lingkungan asam, brom timol biru (BTB) memberikan warna kuning dalam asam dan biru dalam basa. Selain indikator asam basa yang telah disebutkan, ada juga indikator asam basa dari tumbuhan. Indikator asam basa yang dibuat dari tumbuhan dinamakan indikator asam basa alami. (Rufaida A, Dyah dan waldjinah, 2009).
2. Indikator Alami
Indikator alami dapat dibuat dari bagian tanaman yang berwarna, misalnya kunyit, kelopak bunga sepatu, kol ungu, bunga bugenvil, karamunting, dan daun bayam merah. Pada penelitian ini indikator alami yang dibuat adalah larutan indikator dari karamunting. Karamunting dipilih sebagai indikator asam basa karena buahnya mengandung pigmen berwarna ungu, mudah didapatkan dilingkungan alam sekitar. (Anonim,2012).
Larutan KMnO4 dapat bertindak sebagai indikator pada percobaan ke (16) dan (17) dilakukan pada umumnya dalam suasana asam karena akan kebih mudah mengamati titik akhir reaksinya. Metode ini disebut metode permanganometri. Metode permanganometri adalah suatu metode yang dilandaskan pada prinsip redoks dan menggunakan larutan kalium permanganat selama agen pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini mudah diperoleh, tidak mahal, dan tidak memerlukan indikator kecuali bila larutan yang digunakan sangat encer.(Hidayati,Ana,M.Si, 2007)
AgNO3 pada percobaan (11) mengendapkan Kloroda menjadi AgCl. Sifat AgNO3yaitu berbahaya, beracun, dan korosif, menyebabkan luka bakar pada setiap jaringan tubuh. Sifat fisiknya adatan kristal tidak berwarna, titik leleh : 59°C, titik didih 97°C, densitas 1,82. Sifat kimianya larut asam nitrat encer, reagen analitik. (Anonim, 2012).
Pada percobaan ini terdapat reaksi kimia yang paling sering terjadi yaitu reaksi pengendapan yang terdapat pada percobaan nomor (7), (8), (11), (15), (17), (19), dan (20).
Kesalahan selama praktikum antara lain kurang telitinya praktikan mengamati perubahan-perubahan yang terjadi diantaranya perubahan warna, timbulnya gas atau perubahan suhu pada larutan. Alat-alat yang kurang bersih juga mempengaruhi perubahan warna yang benar pada suatu larutan. Pemanasan yang terlalu dekat dengan spiritus juga dapat mengakibatkan tabung reaksi pecah atau retak.
Aplikasi reaksi kimia dalam bidang pangan antara lain untuk pembuatan tape, pembuatan alkohol, produk fermentasi lainnya, pencoklatan pada roti, dalam proses peragian, serta digunakan sebagai analisis kandungan zat pada makanan.
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan reaksi kimia dapat disimpulkan bahwa reaksi kimia ditandai dengan adanya perubahan suhu, warna, bau, dan timbulnya gas serta terbentuknya endapan.
Saran untuk percobaan reaksi kimia ini adalah lebih diperhatikan lagi ketelitian dalam mereaksikan suatu larutan dan kehati-hatian dalam menggunakan alat-alat laboratorium. Untuk laboratorium, sebaiknya menyediakan larutan yang cukup banyak untuk para praktikan agar praktikan tidak mengalami kesulitan pada saat mencari larutan yang akan direaksikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati,Ana,M.Si. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I.
Rufaida A, Dyah dan waldjinah.2009.Teknologi Pengolahan Air.
Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Universitas Pasundan : Bandung.
Reaksi kimia tuh memory tu remember yahhhh,ooohhhh bru tau :b
ReplyDeletekeren. Thanks! menambah wawasan banget :D
ReplyDeletewah, Kimia ku lgsg 100 deh.... wkwkwkkw.. dalam kali yahh...
ReplyDeleteHahah.. Keren aa.. Kimia w pun bisa langsung 100.. Wkwk..
ReplyDeleteThanks bahannya! :)
Pret lu jadi juri x factor ajaaaa
ReplyDeletebukan 100 lagi, dh 200 liao... udah ada nilai simpanan klo baca ini
ReplyDeletethx yoo
org pertama yg blng WOW itu aku hahaha
ReplyDeletetp emang yg baca ngerti ??? hahaha
w yakin KOMANDAN klau udh baca ini pasti cuma 99 hahaha
Wah...sangat berisi loo ya... ini emang benar" reaksi kimia...Lol...tapi emang dalam sih... KOMANDAN gak bakalan baca blog ini... Pasti gak sempat...lol
ReplyDeletemantap.. uda cantik pinter lagi lol ;)
ReplyDelete